Perempuan selalu identic dengan
kaum yang lemah. Sosok yang selalu
menjadi korban kebengisan. Begitu
purbanya derita yang dipikuli perempuan di bumi
ini. Dia menjadi makhluk dengan
derajat rendahan; hanya melayani, mengabdi, dan menerima. Perempuan pun hanya bias menerima ketika dia
khianati. Terutama perempuan muda yang
hanya bias meratap saat lelaki merengkut keperawanannya. Tuhan menciptakan selaput dara agar perempuan
hanya melayani satu laki-laki seumur hidupnya.
Dan laki-laki bahakan dilegalkan untuk beristri banyak sekaligus. Banyaknya jumlah perempuan dan sedikitnya
jumlah lelaki adalah pembuktian dari kata-kata Tuhan itu bahwa poligami memang
disuruh agar laki-laki bisa puas menikamti tubuh perempuan.
Perempuan sekalipun tidak boleh
menentang hukum alam, jerat-jerat yang dibikin Tuhan sendiri dengan sedemikian
rupa : tentang kesucian, tentang ketaatan pada suami. Dia sang perempuan, tidak bissa menentang
hukum itu.
Hamil ditakdirkan kepada
perempuan merupakan salah satu bentuk pengkuhuman itu. Jangan-jangan Tuhan sudah mendesain dunia ini
buat laki-laki semata dan perempuan hanya salah satu hiasan baginya dan
diciptakan untuk menjadi jongos, menjadi pelayan atas kehidupan lelaki.
Setelah sekian lama
kutimbang-timbang, betapa penderitaan perempuan tidak pernah ada akhirya. Penderitaannya yang diberikan kepadanya
sedalam ketulusannya untuk memanggul beban derita itu. Ketika masa pengadilan nanti, Tuhan sudah
mengancam untuk memenuhi nerkanya dengan kaum perempuan. Disis lain di surge telah tersedia
bidadari-bidadari untuk melayani hasrat laki-laki. Bila laki-laki sudah dilayani sedemikian rupa
oleh bidadari cantik, lalu istrinya dijadikan apa? Atau menjadi tukang
bersih-berih lantai, rapi-rapi kamar, setelah antrian bidadari-bidadari itu
puas menikmati cumbuan mesra suaminya.
Maka tidak ada salahnya dikatakan bahwa desain seluruh penciptaan alam,
dimanapun, telah menggariskan takdir perempuan sebagai pelayan kaum laki-laki. Ia hanya bisa menyediakan mulutnya yang
setengah menganga untuk kebutuhan dunia falus.
(pikiran seorang penulis dalam novel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar